Senin, 01 November 2010

Profil Assesor

Untuk sobat Basik semua, kami ‘mengejar’ Bapak Assesor hingga ke Cipanas. Sayang, kami tak bisa mewawancarai Drs. H. Bagja, M.Pd. Untunglah, Bapak Drs. Atang Muttaqin bersedia kami wawancarai (Alhamdulillah, ‘makasih banyak, Pak).
Pada tanggal 5 Oktober 2010, kami tim reporter Basik mengunjungi Bpk. Drs. Atang Muttaqin di Hotel Cipaganti, Cipanas, Garut.
Kami diterima dengan ramah oleh bapak yang lahir di Tasikmalaya, 12 Agustus 1955 ini, padahal beliau baru saja tiba dari tugas akreditasi SMP 6 Garut bersama Drs. Didin Priatna, M.M.
Pak Atang menjawab pertanyaan-pertanyaan kami seputar akreditasi. Menurut beliau, akreditasi itu tidak bisa diterangkan berdasarkan pendapat priabadi sebab sudah di atur dalam PP no 19 Tahun 2005 tentang upaya-upaya untuk mengukur kelembagaan pendidikan Yang dinilai adalah 8 standar pendidikan, yakni: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian.
Ke 8 standar itulah kemudian yang menentukan nilai sebuah sekolah, apakah terakreditasi A, B, C. Dulu hanya sekolah swasta yang di akreditasi untuk memperoleh status terdaftar diakui atau disamakan. Sekarang sekolah negeri pun harus di akreditasi.
Bapak 5 orang anak (4 puteri, 1 putera) yang mengawali karir gurunya di MTsN Cilendek ini sangat terkesan dengan MTsN 1 Garut karena warganya sangat familiar dan bersaudara. “Guru-gurunya mengetahui apa yang kami mau (dalam akreditasi) dan kami diperlakukan seperti kawan sejawat serta diberikan informasi yang sesungguhnya (tidak ada kepalsuan) dengan observasi, validasi data dan konfirmasi yang benar”.
Pak Atang yang berkumis dan suka mendongeng ini ternyata aktif sebagai wakil ketua PMI Cab. Kota Tasikmalaya selama 2 periode, yaitu 2001-2006 dan 2006-2011. Selain itu beliau pun menjabat di Bagian Pendidikan MUI KEC. Indihiang dan Ketua LPM Kel. Indihiang. (wih,,,, banyak sekali kegiatannya ya,,,)
Sebelum pamit kami dibekali pesan yang berharga. Suami dari Ibu Wati Setiawati yang memiliki motto “Hidup adalah perjuangan“ ini berpesan kepada kita semua: “Jadilah diri sendiri, Jangan pernah meniru orang lain. Kembangkan potensi/kemampuan yang kita miliki. Katakan apa yang diyakini dan yakinilah apa yang dikatakan”.
Tuch, Sobat Basik !!! Gak boleh meniru ya,,, Apalagi meniru yang jelek-jelek !!!
Terima kasih Pak Atang, semoga Kami bisa menjadi lebih baik. Doakan yaa !!!
( Nova M , Yani S, N.Nadia NL, dan Yoga N)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar