Dalam BASIK edisi kali ini, kita akan berkenalan
dengan sosok seorang ibu sekaligus guru matematika di MTsN Garut ini yakni Ibu Dra.
Inayati.
Sudah kenal beliau, kan?
Oke deh, buat sobat yang belum mengenalnya karena tidak diajar matematika oleh ibu yang tegas ini, yuk kita mencari tahu. Pepatah bilang : tak kenal maka tak sayang. Naah, di suatu siang yang teduh, kami berkesempatan mewawancarainya.
Oke deh, buat sobat yang belum mengenalnya karena tidak diajar matematika oleh ibu yang tegas ini, yuk kita mencari tahu. Pepatah bilang : tak kenal maka tak sayang. Naah, di suatu siang yang teduh, kami berkesempatan mewawancarainya.
Dengan ramah
ibu dari Utami Viyana Putri dan Rai Octy
Mega Mulyawati ini menjawab setiap pertanyaan yang kami sampaikan., beliau kini tinggal bersama suami dan dua
orang anaknya di Jl. Juanda No.91 Perum Bumi cempaka Indah blok 1.
Beliau pernah belajar di SD Muhammadiyah Garut, lalu melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 3 Garut
dan SMA Negeri 1 garut. Beliau juga lulusan dari perguruan tinggi IAIN”Sunan
Gunung Djati” BANDUNG. Sebelum menjadi guru matematika di MTsN Garut ini,
beliau juga pernah mengajar di MTs Darul Arqam Garut mulai tahun 1990-1998. Dan
pada tahun 1994-1998 beliau mengajar di SMEA Pasundan Garut. Pada tahun 1998
barulah beliau menjadi guru di madrasah tercinta ini. Subhanallah … panjang
juga pengalaman mengajarnya, ya!
Memang,
ibu yang
lahir di Bandung pada tanggal 6 maret 1966 dengan nama lengkap Inayati ini
suka dengan yg namanya matematika, makanya beliau menjadi guru matematika. Menurutnya
yang namanya sudah suka dan menyenangi suatu pelajaran tidak bisa lagi digoyahkan,
walaupun guru dari pelajaran tersebut terkesan “GALAK AND KEJAM”, (meskipun
pada kenyataannya tidaklah demikian, ya). Yang namanya suka ya suka, kalau
senang ya senang begitulah pendapat beliau.
Menjadi
guru matematika adalah hal yang tidak pernah terbayang kan sebelumnya oleh
beliau. Walaupun beliau mencita-citakannya dari kecil. Ini adalah sesuatu
anugerah dari Allah yang sangat
disyukuri.
Selain
itu beliau juga berbagi pengalaman hidupnya. Yakni tentang cita-cita beliau
yang belum tercapai. Yaitu ingin melanjutkan pendidikannya dari s1 ke s2.
”bukan karena ingin mendapat gelar, ibu ingin melanjutkan ke s2 ,
tetapi ingin menambah lagi ilmu pengetahuan ibu dan pengalaman ibu di
pendidikan selanjutnya”, begitu ujarnya ketika Tim Basik mewawancarainya di
ruang baca Perpustakaan. Memang ya, bu, menuntut ilmu itu gak boleh berhenti,
harus terus dilakukan selama kita masih hidup.
Salut dengan semangatnya! Hayooo, sobat Basik jangan mau kalah sama ibu
Ina, kita harus lebih semangat menuntu ilmu supaya hidup kita makin bermanfaat.
Setuju?!
Oh
ya, kami juga sempat bertanya kepada beliau tentang kemajuan para murid di
bidang palajaran matematika dari tahun ke tahun. Kata beliau kalau dalam
semangat belajar ada kemajuan, tetapi kalau dlam bidang prestasi itu tidak
menentu. Kadang naik kadang menurun prestasi yg didapatkan sesuai dengan
angkatan masing-masing.
Sebelum menutup
wawancara, Pelaksana bidang Kurikulum MTsN Garut ini memberi kita motivasi agar selalu semangat dalam belajar,
baik belajar di kelas dalam mata pelajaran, juga mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Ini sejalan dengan motto beliau yaitu “Mata pelajaran
yang paling berharga adalah kesulitan.
Semakin kita bisa mengatasi kesulitan
maka semakin besar nilai mata pelajaran tersebut”
Demikianlah hasil wawancara kami dengan bu
Inayati, semoga sobat Basik bisa mengambil manfaat dari kisah perjalanan
beliau, ya….
( Amelia Citra 9.11 dan
Rizki 9.4 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar